MIHANRAWAI

MIHANRAWAI

Dalam sebuah kegiatan ritual adat di Dayak Maanyan Paju Epat kita bisa melihat sebuah bentuk kebersamaan masyarakat dalam pelaksanaannya. Salah satunya adalah Mihanrawai, yaitu sebuah kegiatan makan bersama secara adat sebelum memulai proses pelaksanaan ritual adat. Di dalam Balai Adat seluruh unsur tokoh adat dan masyarakat berkumpul bersama untuk makan bersama, dengan beberapa piring besar (malawen) yang diletakkan di atas talam besar. Setelah persiapan selesai, barulah di bunyikan sebuah tempurung kura-kura dengan cara dipukul untuk memanggil Pisame yang membawa bahan makanan untuk disajikan. Penyajian ini disebut dengan iwuwuh, dengan pakaian khusus dan rapi para Pisame berdatangan membawa makanan dan menyajikannya di dalam piring besar tadi. Semua tahapannya pun mempunyai aturan, seperti harus melewati “tampuk tetei” (jembatan khusus) dan masuk ke dalam harus dari sebelah kiri balai, kemudian mereka berkeliling dimulai dari wilayah tempat duduk para tokoh adat baru ke arah masyarakat lainnya.

Lebih dari 8 orang berkumpul untuk makan bersama dalam satu piring besar tersebut, yang uniknya dalam mihanrawai ini tidak memandang suku agama dan ras karena mereka bersama-sama makan dari satu piring tanpa ada keraguan. Dalam ritual Ijame Paju Epatuntuk yang beragama muslim memang mempunyai sebuah catatan sejarah yang terkait dengan pelaksanaan Ritual tersebut. Oleh sebab itu dalam bangunan balai adat ada sebuah bilik khusus untuk beragama muslim, yaitu balai hakei.

Mihanrawai atau makan bersama secara adat ini merupakan sebuah simbol keberagaman yang bersatu dalam sebuah kekeluargaan dalam sebuah prosesi adat di wilayah Paju Epat.