Kawasan Orang Utan Desa Pulau Patai dan tantangannya

Sesuai arahan Bupati Barito Timur dalam rangka pengembangan kawasan ecotourism di Desa Pulau Patai , Rombongan tim Disbudparpora Bartim yang dipimpin langsung oleh Plt.Kadis Budparpora dan Kabid Pariwisata dibantu oleh tim FPTI dan Sispala Phyton SMKN Paku melaksanakan Eksplorasi habitat orang utan di kawasan Hutan Desa Pulau Patai guna mendeteksi jalur-jalur pergerakan orang utan liar di dalam kawasan tersebut.
Tim didampingi oleh Perangkat Desa dan beberapa anggota Karang Taruna setempat menyusuri kawasan tersebut kurang lebih hampir 7 jam lamanya melewati hutan dan rawa dengan dipandu oleh seorang warga pemilik ladang yang terdekat dengan area penampakan orang utan liar.
Menurut informasi yang didapat, sekurang-kurangnya ada 5 wilayah yang menjadi tujuan orang utan liar ini didasari oleh ketersediaan makanan mereka disaat musim hujan/kemarau dan jenis makanan mereka pun sangat mempengaruhi arah pergerakannya.
Tim pada kesempatan pertama ini hanya menemukan jejak-jejak sarang yang telah ditinggalkan karena 1 wilayah yang menjadi tujuan eksplorasi kemarin didapati makanan yang biasa mereka makan sudah tidak tersedia lagi/belum berbuah.

Hanya ada beberapa catatan dari fakta lapangan yang diamati, ternyata masih adanya ancaman ilegal logging terhadap pohon yang buah/daunnya menjadi sumber makanan orang utan liar dan perburuan hewan-hewan pada malam hari yang mana para oknum ini seringkali tidak memperdulikan sisa-sisa api dilokasi mereka bermalam karena dikhawatirkan akan menjadi sumber karhutla apalagi pada saat musim kemarau. Perlu pengawasan ekstra terhadap kawasan yang luasnya ratusan hektar ini dan yang terpenting adalah peningkatan kewaspadaan terhadap ancaman karhutla serta diharapkan peningkatan kesadaran kita semua agar bersama-sama peduli dalam menjaga seluruh ekosistem di kawasan hutan ini..