Wanita Dayak Maanyan dan Tatupung

            Masyarakat Dayak tak lepas dari beberapa aksesoris tradisional yang sangat unik dan menarik, seperti: kalung, gelang, senjata tradisional, kain pengikat dan lain – lain. Salah satu yang menjadi ciri khas adalah topi atau penutup kepala. Setiap suku di wilayah Kalimantan mempunyai topi atau penutup kepala dengan ciri khas masing-masing, khusus suku Dayak Ma’anyan pun agak berbeda karena hanya menggunakan selembar kain panjang (bahalai) yang diikatkan di kepala. Tidak ada aturan khusus tentang warna ataupun corak kain, hanya cara menggunakannya saja yang sama. Untuk para pria menggunakan selembar kain yang dibentuk segitiga dan diikatkan menutupi kepala yang ujungnya dilingkarkan mengelilingi kepala dari belakang dan bertemu ujung satunya lalu diikat. Tutup kepala ini khusus untuk pria disebut Lawung Bulang.

            Sedangkan penutup kepala wanita disebut dengan Tatupung, dari kain panjang yang cara mengikatnya sedikit berbeda dengan Lawung Bulang. Kain panjang dilingkarkan dari belakang mengelilingi kepala, setelah itu ujung satunya di selipkan pada bagian lain melalui bagian atas kepala sehingga bertemu dengan ujung kain lainnya. Setelah diikat lalu dibiarkan menjuntai di bahu kiri dan kanan. Penggunaan Tatupung ini biasanya digunakan pada saat menghadiri acara-acara adat atau kegiatan lain di luar rumah. Pada saat melaksanakan aktifitas pekerjaan di luar biasanya di ikatkan secara sederhana dengan hanya menyilangkan sembarang kain di bagian atas kepala.

            Wanita Dayak Ma’anyan sangat identik dengan Tatupung yang menutupi kepala mereka, pemandangan ini sangat mudah ditemukan di pedesaan-pedesaan karena sudah menjadi sebuah kebiasaan masyarakat setempat apalagi disaat melakukan aktifitas diluar rumah. Selain sebagai pelindung panas matahari, fungsi lainnya adalah untuk membuat rambut mereka menjadi rapi terbungkus di dalam Tatupung sehingga  tidak mengganggu disaat mereka melakukan sebuah aktifitas. Selain itu, menggunakan Tatupung juga menambah keanggunan seorang wanita Dayak Ma’anyan menjadi terlihat seperti pekerja keras tapi tidak meninggalkan sisi feminim mereka. Tatupung merupakan salah satu bagian dari kostum seorang Wadian Pisame yang bertugas membantu wadian-wadian yang melaksanakan Ritual.