Ritual “BUNTANG”

Ritual “BUNTANG”

Upacara ritual Buntang adalah upacara hukum kehidupan (Niba Welum) yang hanya ada di wilayah kedamangan Paju Sapuluh dan Banua Lima, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat perbedaan yang mencolok, misalnya upacara Buntang di wilayah kedamangan Banua Lima tidak memerlukan balai sebagai pusat kegiatan, namun cukup di dalam rumah keluarga yang menyelenggarakan upacara tersebut. Sedangkan untuk wilayah kedamangan Paju Sapuluh, Balai merupakan tempat pusat kegiatan upacara.

Buntang merupakan upacara besar dan cukup bermartabat bagi keluarga yang mampu mengadakan upacara ini. Waktu penyelenggaraannya cukup lama, yaitu minimal 3 hari 3 malam dan biaya yang dikeluarkan cukup besar, sehingga dapat dipahami bahwa hanya orang atau keluarga mampu saja yang bisa menyelenggarakan upacara ini.

Upacara Buntang adalah upacara keramaian, biasanya penyelenggaraan upacara ini ketika sebuah keluarga sukses dalam hidup mereka. Misalnya: sukses dalam usaha, sukses dalam pendidikan anak-anak mereka, sukses dalam pekerjaan dan lain-lain.

Upacara Buntang diselenggarakan oleh sebuah keluarga pasti berdasarkan nazar yang diucapkan oleh Bapak/Ibu rumah tangga keluarga yang bersangkutan. Nazar tidak hanya diucapkan belaka, namun harus didasari media tertentu yang umum dipergunakan pada saat mengucapkan nazar, seperti: gula bulan miun bulat, sangku dite, sangku lungkung dan lain-lain. Dengan media ini diyakini bahwa nazar kita akan sampai kepada Pangantu dan bisa diwujudkan sesuai keinginan keluarga.

Upacara Buntang bisa diselenggarakan berawal dari kematian seseorang dalam sebuah keluarga, apalagi jika seseorang yang meninggal dunia itu dianggap sangat berpengaruh selama hidupnya (pernah memegang jabatan sebagai Mantir, Pangulu atau Damang).

Tiga tahun setelah upacara Mia, bisa dilanjutkan dengan upacara Buntang (Buntang-Siwah). Upacara ini bukan merupakan kewajiban, akan tetapi jika keluarga yang bersangkutan mampu, upacara itu dapat terselenggara. Dalam upacara Buntang diyakini bahwa roh keluarga yang diupacarai tersebut mampu menjaga, melindungi dan memberi rejeki yang mudah bagi anak-cucu yang ditinggalkan.

Beberapa tingkatan Upacara Buntang di wilayah Kedamangan Paju Sapuluh:

1. Buntang Maka Sungkai, dilaksanakan selama 3 hari 3 malam.

2. Buntang Nangkat Kahui dilaksanakan selama 5 hari 5 malam.

3. Buntang Gawe, dilaksanakan selama 9 hari 9 malam.

Sudah barang tentu di dalam pelaksanaan upacara tersebut terdapat perbedaaan, terutama sesajen yang dipersiapkan, semakin tinggi tingkatan upacara, semakin banyak dan beragam sesajennya.