Batik Mawinei yang Secantik Namanya

Bagi masyarakat Kabupaten Barito Timur tidak ada yang tidak kenal Batik Mawinei. Batik Mawinei adalah batik yang merupakan kebanggaan Kabupaten Barito Timur. Batik ini memiliki keistimewaan tersendiri, dengan desain yang menonjolkan motif Khas Barito Timur yaitu Gunung Perak, Telabang/ Tameng serta Anggrek Hitam. Kadang di kain batik tersebut juga diselipkan motif anyaman rotan. Motif-motif itu sendiri merupakan simbol yang menjadi bagian keseharian masyarakat Kabupaten Barito Timur. Gunung Perak, yang sering ada di acara adat dan pernikahan masyarakat Ma’anyan, Dusun dan Lawangan, adalah simbol kemakmuran dan integritas. Sedang Telabang atau Tameng merupakan simbol dari kemampuan mempertahankan diri dan ketangguhan. Anggrek Hitam sendiri merupakan flora khas Kabupaten Barito Timur yang hidup di hutan yang lembab dan teduh, seperti banyak ditemui di daerah hutan Kecamatan Paju Epat. Anyaman rotan yang dijadikan motif dalam kain batik Mawinei juga adalah salah satu hasil kerajinan khas Kabupaten Barito Timur.

Batik Mawinei terdiri dari beberapa jenis. Ada yang berupa batik tulis dan ada yang berupa batik print/ pabrikan. Batik tulis pada Batik Mawinei dibuat oleh pembatik lokal dengan jumlah yang sangat terbatas. Tapi dari segi kualitas layak bersaing dengan produk batik dari daerah lain. Tentu saja unsur ekslusif inilah yang membuat harganya sedikit lebih mahal dari batik Mawinei yang hasil printing. Bagi Anda yang gemar mengkoleksi produk batik edisi terbatas, batik tulis dari Batik Mawinei adalah pilihan yang sangat tepat. Produk dari Batik Mawinei lainnya adalah batik print yang sampai saat ini sudah dibuat dalam beberapa desain dan warna. Dijual dengan harga terjangkau bisa dibeli oleh semua kalangan. Tidak jarang, setiap keluaran baru selalu disambut dengan antusias oleh masyarakat Kabupaten Barito Timur. Beragam model busana dan produk dibuat menggunakan bahan Batik Mawinei. Dalam beberapa kesempatan produk Batik Mawinei dijadikan tema rancangan untuk acara fashion show di dalam dan luar daerah. Bahkan banyak anak muda Kabupaten Barito Timur yang mempromosikannya di luar daerah sehingga orang dari luar daerah pun banyak yang membelinya. Uniknya, produk kain dari Batik Mawinei sendiri tidak dicetak atau diproduksi ulang, sehingga menambah minat pecinta batik untuk mengkoleksinya. Banyak pembeli yang berburu koleksi Batik Mawinei keluaran lama dan mendapati bahwa produk tersebut sudah habis terjual.

Ibu Munita Mustika Dewi, sebagai penggagas dan pemegang hak cipta dari Batik Mawinei mengatakan bahwa beliau terus menciptakan produk batik sebagai karya kreatif baru dengan terus menggali kekayaan budaya dan alam Kabupaten Barito Timur. Bukan itu saja, beliau sangat memahami bahwa masyarakat Dayak pada umumnya sangat dekat dengan warna alam serta selalu menonjolkan 5 warna dasar yaitu: kuning, merah, hijau, putih dan hitam. Warna ini merupakan kombinasi warna yang sering digunakan Ibu Munita Mustika Dewi sebagai dasar kain batik rancangannya. Seperti Mawinei yang berarti cantik, produk-produk dari Batik Mawinei tak henti-hentinya mempercantik dan menambah pesona para pemakainya.